Rabu, 19 Desember 2012

Sebuah renungan: Impian Kecil Ibu Komi



Impian Kecil Bu Komi


Apalah arti hidup tanpa kata sehat. Itulah kata-kata yang sering muncul dari mulut manusia. Sebab, kesehatan merupakan harta terbesar yang sangat dipelihara, dijaga serta diidamkan oleh semua makhluk di bumi ini. Tidak saja manusia, tapi hewanpun juga membutuhkannya untuk tetap bisa mempertahankan kehidupannya di muka bumi ini. Karena begitu pentingnya kesehatan tersebut, ia telah menjadi barang mahal yang terkadang untuk sebagian orang sulit memperolehnya. Sebut saja mereka yang tak ditakdirkan dengan kehidupan yang layak, tak memiliki simpanan hanya sekedar untuk berobat ke Rumah Sakit atau instansi kesehatan lainnya. Bahkan untuk biaya makan sehari-hari pun susah. Sulitnya hidup menuntut mereka untuk menjaga kesehatan yang makin hari kian mahal di dapatkan, sehingga sering terdengar kalimat di bibir mereka “Orang susah tak boleh sakit”.
Menindak lanjuti permasalahan ini yang semakin lama semakin mengkhawatirkan, pemerintah sepertinya tak mau tinggal diam. Berbagai usaha ditempuh agar rakyatnya mendapatkan pelayanan sebaik mungkin, baik itu rakyat yang berada hingga mereka yang tak punya apa-apa. Salah satunya jalan yang mereka tempuh adalah dengan pengadaan kartu Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Kartu ini ditujukan untuk masyarakat kurang mampu yang bertujuan sebagai media agar mereka mendapatkan jaminan kesehatan baik berupa pemeriksaan hingga pengobatan di Puskesmas ataupun Rumah Sakit milik pemerintah. Untuk beberapa situasi kartu ini cukup membantu karena dengan adanya jamkesmas atau semacamnya itu dapat membiayai warga berobat sekalipun hanya dengan obat generic. Tapi, jika takdir berkata lain, mereka seringkali dihadapkan pada kenyataan yang berat. Bahkan jamkesmas tak mampu lagi menyelesaikannya.
Contohnya saja seorang ibu rumah tangga bernama Bu Komi yang sudah 2tahun ini merawat suami nya yang sering sakit dan tidak mampu untuk bekerja lagi. Penyakit yang diderita suami cukup berat. Awalnya dimulai dengan batu ginjal yang mengharuskannya untuk di operasi di Rumah Sakit. Dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Dengan adanya jaminan kesehatan yang dimilikinya, pemerintah memberikan sedikit keringanan biaya, namun sisanya harus ditanggung oleh Bu Komi seorang diri. Dengan usaha warung kecilnya serta pinjaman dari beberapa tetangga yang berbaik hati membantunya, beliau berhasil membayar sisa pembayaran operasi suaminya yang jumlahnya cukup besar.
Ibarat jatuh tetimpa tangga, kesembuhan tak bertahan pada suaminya. Belum genap setahun pasca operasi batu ginjal, tumor datang mengancam kesehatan Pak Supartono (suami Bu Komi) kembali. Bu Komi tak mau tinggal diam. Apapun jalan akan ia tempuh agar suaminya bisa dioperasi. Ia benar-benar menginginkan suaminya sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa. Karena Bu Komi mengharapkan kedua anaknya yang baru berumur 9tahun dan 3tahun tetap memiliki ayah seperti anak-anak lainnya.
Namun, untuk mewujudkan harapan yang mulia bagi Bu Komi tak semudah membalikkan telapak tangan. Dengan operasi ulang yang harus dilakukan suaminya, serta prosedur pengobatan yang kembali membutuhkan biaya besar, beliau harus berusaha keras menebusnya. Karena biaya yang dibutuhkan taklah di tanggung seluruhnya oleh pemerintah. Bahkan obat yang harusnya dikonsumsi suaminya setelah menjalani proses kemoterapi belumlah ditebus disebabkan terkendala biaya sebesar 3juta rupiah. Uang yang tak sedikit bagi Bu Komi.
Dengan usaha warungnya, serta harus menanggung hidup suami dan kedua anak, sulit baginya untuk bertahan. Sampai pada akhirnya, Bu Komi harus melalui prosedur yang sangat panjang untuk memperoleh kemudahan dalam biaya perawatan suaminya, yaitu dengan mengirim surat pengajuan dana operasi tumor ke kementrian. Itu saja belum tentu surat tersebut dapat di acc. “Saya memang harus bersabar, dari 500 orang yang mengajukan, akan di acc sebanyak 100 saja”, ujar Bu Komi pada kami. Tidak sedikit waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan persetujuan, padahal jika dilihat kondisi Pak Supartono (suami Bu Komi) sudah sangat lemah.
Inilah takdir. Disaat orang lain dapat berobat dengan gampangnya sampai ke luar negeri, Bu Komi malah tersandung dengan kenyataannya yang bukan golongan keluarga berada. Tak banyak yang diharapkan Bu Komi dalam hidupnya, hanya kesembuhan suaminya agar dapat beraktivitas seperti sediakala, demi anak-anak mereka yang masih kecil.  Ya, beginilah negeri ini, negerimu, negeriku dan negeri kita semua.
Untuk itu, diharapkan kepada kita semua agar pemerataan kesehatan di negeri ini dapat lebih ditingkatkan. Supaya semua masyarakat dapat merasakan indahnya kesehatan seperti yang kita rasakan saat ini.

2 komentar:

  1. Emperor Casino - Shootercasino
    Order Now, you can receive the best 샌즈카지노 in casino games! If you like the classic slot 제왕카지노 games but don't want to keep in your 메리트 카지노 고객센터 hands and win money,

    BalasHapus
  2. Lucky Club Casino Site - LUCKY CLUB - Lucky Club
    Lucky Club Casino, Casino, Free Spins and Bonus Codes When you are looking for a new casino site, you'll need to download and install the Lucky Club app. luckyclub.live

    BalasHapus