B'nai Jacob (MInagkabau), The lost Jews Tribe from West Sumatera??/ B'nai Jacob (Minangkabau), Suku Yahudi yang hilang dari Sumatera Barat??
1.
Sejarah
Minangkabau menurut Tambo
Asal-usul minangkabau menurut Tambo Alam
Minangkabau
Tiga anak dari Raja Iskandar Zulkarnain (Alexander Agung) dari Makadunia (Macedonia) yaitu Maharajo Alif, Maharajo Depang dan Maharajo Dirajo berlayar bersama, dan saat dalam perjalanan mereka bertengkar sehingga mahkota kerajaan jatuh ke dalam laut. Maharajo Dirajo yang membawa Cati Bilang Pandai –seorang pandai emas- berhasil membuat satu serupa dengan mahkota yang hilang itu. Mahkota itu lalu ia serahkan kepada abang-abangnya, tetapi mereka mengembalikannya kepada Maharajo Dirajo karena ia dianggap yang paling berhak menerima, karena telah berhasil menemukannya.
Tiga anak dari Raja Iskandar Zulkarnain (Alexander Agung) dari Makadunia (Macedonia) yaitu Maharajo Alif, Maharajo Depang dan Maharajo Dirajo berlayar bersama, dan saat dalam perjalanan mereka bertengkar sehingga mahkota kerajaan jatuh ke dalam laut. Maharajo Dirajo yang membawa Cati Bilang Pandai –seorang pandai emas- berhasil membuat satu serupa dengan mahkota yang hilang itu. Mahkota itu lalu ia serahkan kepada abang-abangnya, tetapi mereka mengembalikannya kepada Maharajo Dirajo karena ia dianggap yang paling berhak menerima, karena telah berhasil menemukannya.
Mereka adik beradik lalu berpisah. Maharajo
Alif meneruskan perjalanan ke Barat dan menjadi Raja di Bizantium, sedang
Maharajo Depang ke Timur lalu menjadi menjadi Raja di China dan Jepang (Jepun),
manakala Maharajo Dirajo ke Selatan sedang perahunya terkandas di puncak Gunung
Merapi saat Banjir Nabi Nuh melanda. Begitu banjir surut, dari puncak gunung
Merapi yang diyakini sebagai asal alam Minangkabau turunlah rombongan Maharajo
Dirajo dan berkampung disekitarnya. Awalnya terlihatlah puncak gunung Merapi
tersebut sebesar telur itik. Lama kelamaan karena air surut, barulah terlihat
sebagian besar gunung tersebut. Hingga muncullah filosofi “Dari mano asal nyo palito, dari telong dan ba tali. Dari mano asal
niniak kito, dari puncak gunuang Marapi”. (Dari mana asalnya pelita, dari
telong yang bertali. Dari mana asal nenek moyang kita, dari puncak gunung
Merapi”
2.
Sejarah Minangkabau
versi Terbaru
Hampir semua orang Minang percaya bahwa nenek
moyang mereka berasal dari dataran tinggi di Sumatera yang dipimpin oleh Raja
Alexander Agung atau Izkandar Zulkarnain. Menurut Sejarah Kristen, raja
tersebut hidup dari zaman 356 SM sampai 323 SM. Dia juga dikenal sebagai Raja
Alexander III dari Macedonia, seorang pemimpin militer yang paling berhasil
sepanjang zaman dan dianggap tidak bisa dikalahkan dalam setiap pertempuran. Di
zamannya, dia sudah menguasai kebanyakan daerah yang sudah dikenal.
Ayahnya adalah Philip II yang menyatukan
kebanyakan kota2 di dataran utama Yunani dalam kepemerintahan Macedonian dalam sebuah Negara federasi yang disebut
Persatuan Corinth (League of Corinth) Raja Alexander menguasai daerah2 termasuk
Anatolia, Syria, Phoenicia, Judea
,Gaza, Mesir, Bactria, Mesopotamia
(Irak), dan dia memperluas batas2 imperiumnya sejauh Punjab, India.
Menurut AlQuran, Zulkarnain juga sempat
mengunjungi China dan membantu membangun Tembok Besar China. Alexander
menyatukan banyak suku2 asing ke dalam kesatuan tentaranya, yang akhirnya
membuat para cendikiawan menganggap dia sebagai seorang Bapak Penyatuan. Dia
juga Mendorong pernikahan antara tentaranya dengan suku2 asing tersebut, dan
dia sendiri juga menikahi 2 putri dari suku2 asing tersebut.
Daerah paling terpopular yang pernah ia
kuasai adalah Alexandria (Mesir) atau dalam bahasa arab Iskandariyah, dinamai
sesuai namanya. Al Quran menyebutkan Raja Alexander dalam beberapa ayat antara
lain Al Kahfi 83-89. Diantara tentaranya, ada beberapa suku Yahudi yang ikut
yang dikenal sebagai B’nai Jacob (Anak dari Nabi Yakub).
Hari ini, para keturunannya menyebut dirinya
sebagai orang Minangkabau, yang didapat dari kata2 generasi mereka sebelumnya
“Bainang Ka Yakubu” atau aslinya B’nai Yakub (sesuai lidah generasi pertama).
Selama kunjungan Alexander ke Asia Timur, Pernikahan besar2an antara tentara
Alexander dan suku asli Asia timur terjadi sesuai perintah Alexander, karena
China adalah tempat yang sangat damai untuk beristirahat, dan tentu saja, karena
raja tidak membawa wanita di dalam tim tentaranya.
Dan hasilnya, pria dari suku Yahudi B’nai
Yakub menikah dengan wanita2 dari suku di China dan membawa kebudayaan dari
masing2 adat. Dari Cina, Raja melanjutkan berlayar ke Laut Cina Selatan dan
memutari Selat Malaka menuju pantai barat Sumatera.
Beberapa keluarga percampuran Yahudi-China
tersebut memutuskan untuk menetap, yang lain mengambil rute lain ke India dari
jalur Nepal. Ketika mereka sampai diantara pulau Siberut dan dataran utama
Sumatera mereka dapat Melihat puncak Gunung Merapi.
Jika anda pergi naik Speedboat dari Pelabuhan Ikan Padang, Muara dan pergi
ke Pulau Siberut, sekitar 2 jam setelah meninggalkan pulau utama, dengan cuaca
yang baik, anda akan bisa melihat Gunung merapi nun jauh disana. Kelihatan mistik.
Sekitar 4 jam dengan boat dari Padang ke Pulau Siberut. Merapi adalah sebutan
sekarang, kata ini diturunkan dari kata “Marave”, bahasa Aram yang berarti
“tempat yang paling tinggi” (ada lagu daerah yang terkenal yang diambil dari
cerita kuno yang mengatakan “Sajak
Gunuang Marapi sagadang talua itiak.” Yang berarti “sejak Gunung Merapi sebesar telur itik). Bahasa Aram adalah bahasa Ibu dari Bahasa Arab dan Ibrani.
Gunuang Marapi sagadang talua itiak.” Yang berarti “sejak Gunung Merapi sebesar telur itik). Bahasa Aram adalah bahasa Ibu dari Bahasa Arab dan Ibrani.
Bahasa ini dipercaya sebagai bahasa yang dipakai Nabi Ibrahim A.S
dan dan tidak diragukan lagi begitu juga dipakai Raja Alexander juga.
Di dekat Gunung Merapi, Raja menemukan tempat
yang sesuai untuk mengakhiri perjalanan. Dia meminta tentaranya yang menikah
untuk memulai membuat tempat yang lebih permanent.
Dalam istilah kuno orang Minang, Kata yang
berarti memulai untuk membuat tempat perlindungan adalah “taruko” yang ternyata
berakar dari bahasa Aram “tarukh” atau “tarack” dan bahasa Ibrani.
Alexander kemudian wafat disana dengan damai
dan dikuburkan di pemakaman mewah bernama Pariangan (Taman Pharaoh)
Hari ini,pengunjung dapat dengan mudah
menemukan kuburan sepanjang 7 meter disana dan itu diyakini sebagai tempat
peristirahatan raja (saya pernah mengunjungi tempat itu tapi tidak memiliki
kesempatan untuk secara tepat mengukurnya)
Salah satu istri Alexander Boendo Kendon
(bahasa Aram yang berarti isteri yang tercinta) melahirnkanseorang anak
satun2nya yang bernama Than Kendon (bahasa Aram yang berarti Anak tercinta)
atau sekarang lebih dikenal sebagai Dang Tuanku.
Sebelum wafat, Alexander mewariskan satu set
peraturan yang disebut Tamvo Alam (bahasa Aram yang berarti Kitab Pengakuan”)
yang menjelaskan adat-adat untuk rakyatnya. (Hari ini,orang Minang masih
bersandar kepada buku petunjuk tersebut untuk memecahkan masalah dan
kompleksitas yang terjadi di komunitas mereka).
Kitab yang sekarang disebut “tambo”
menyebutkan aturan2 tertentu yang sangat tegas. Mengenai matrilinear yang juga
sangat umum dipakai oleh bangsa yahudi sekarang. Aturan Matrilinear sekarang
disebut sebagai Ad Tho’t,Bahasa aram untuk “kepatuhan” atau Adat. Adat mengatur
bahwa, seluruh barang termasuk harta warisan tidk terbatas hanya tanah saja,rumah
dan sawah hanya boleh diberikan kepada wanita saja
Jakarta 30 February 2009
3.
Bukti yang
Menunjukkan Kemiripan Yahudi dengan Orang Minang
Jika kita memandang opini tentang orang minang keturunan Yahudi
hanya dari segi cerita asal-usul, mungkin masih dirasa kurang meyakinkan. Karena
penulispun (sebagai keturunan minang asli) tidak tahu mana cerita aslinya.
Untuk itu perlu adanya perbandingan antara suku minang dengan
yahudi itu sendiri agar ditemukan persamaan-persamaan yang dapat mendukung
argumen tersebut. Dari beberapa sumber maka didapatlah kesimpulan sebagai
berikut :
o Orang minang terkenal dengan jiwa berdagang.
Kita
semua tahu, bahwa saat ini Yahudi secara tidak langsung telah menguasai
perekonomian dunia. Lihat saja produknya seperti coca-cola, pepsi, unilever,
kfc. Itu semua milik mereka. Jika kita lihat pada masyarakat minang, dapat
ditemukan sedikit persamaan. Secara tidak langsung suku minang juga telah
menguasai negeri. Buktinya saja warung makan padang dapat ditemui di berbagai
penjuru negeri ini. Bahkan mungkin di bulan ada penghidupan, warung padangpun juga
akan berdiri disana.
Dan
dari sinilah dapat kita ambil kesimpulan bahwa yahudi dan suku minang sama-sama
telah “menjajah secara diam-diam”.
o Orang minang terkenal dengan gen "cadiak"
Pernah denger istilah padang bengkok? yaa itu istilah
untuk orang minang yang sering menipu. Sebenarnya, masyarakat minang bukan
menipu, kebanyakan yang ditemui dilapangan adalah orang minang memanfaatkan
situasi. Dalam sejarah minang, siapa yang menyangka seekor kerbau kecil menang
melawan kerbau yang besar? Siapa yang akan menyangka kerajaan kecil minangkabau
bisa bertahan meski adanya majapahit? Itu semua karna siasat, bukan kelicikan. Jadi
intinya, cadiak yang dimaksud adalah kelihaian bersiasat. Sekarang
coba kita bandingkan dengan yahudi, apakah sama?
o Tidak betah dirumah
Tidak betah dirumah ini diartikan sebagai tabiat yang
sering merantau. Seperti yang kita tahu, kebanyakan dari orang minang adalah
perantau. Tujuannya tidak buruk, hanya sekedar untuk merubah nasib. Karena
itulah kita dapat menemukan orang minang di berbagai pelosok negeri ini. sama
halnya dengan yahudi yang juga dapat ditemui diberbagai penjuru negeru dunia. Hanya
1/3 bangsa yahudi yang bertempat tinggal di israel,selebihnya menyebar.
o sistem keturunan
Sistem keturunan berdasarkan keturunan ibu (matrilineal)
sangatlah sedikit di dunia ini. Berdasarkan data yang ada, hanya Minangkabau
dan Yahudi pemeluknya. Mengapa demikian? Ada sumber mengatakan bahwa suku
minang awalnya menganut paham patrilinial. Namun karena terjadi suatu serangan,
lalu rajanya saat itu merubah sistem kekerabatan yang adda di minangkau menjadi
matrilinial. Jika ditanya dari mana asalnya, pasti orang minang menjawabnya “tambo”.
Karena itu adalah buku pedoman masyarakatnya menjalani hidup dan kehidupan.
Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa tambo adalah kitab yang diwariskan
oleh raja Alexander.
o gaya diplomatik
Orang minang terkenal dengan diplomatiknya. Sebut saja
M. Hatta, H.agus Salim, Syahrir, Tan Malaka dan masih banyak lainnya. Hampir
sama dengan yahudi, diplomatik mereka sungguh sangat hebat. Bagaimana mungkin
negara kecil yang baru berdiri pada tahun 1948 bisa menguasai Inggris dan
amerika jika bukan karena diplomatik mereka sungguh handal.
Inilah
beberapa tanda yang menunjukkan persamaan antara Orang Minang dengan Yahudi. Dari
sini mungkin kita sedikit percaya bahwa mereka adalah adalah berasal dari
keturunan yang sama. Namun, jika diteliti lagi, terdapat suatu pertentangan
atas argumen ini. Karena orang minang mayoritas pemeluk agama islam. Jadi,
masih sedikit diragukan bahwa mereka adalah keturunan Yahudi.